Saya merupakan keluarga pasien yang ingin sharing pengalaman yang dialami oleh orang tua laki-laki yang pernah mengikuti fisioterapi. Tentu dengan pengetahuan yang sangat awam sekali saya ingin mengetahui semua informasi ini dan kenapa harus ada fisioterapi dilakukan?. Tentu dengan bermodalkan smartphone yang saya miliki tentu baca satu per satu baik dalam jurnal hingga blog kesehatan. Tentu saja literatur yang saya baca ini untuk kebutuhan saya sendiri dan pastinya untuk literatur ini akan saya buat link nya di sumber tulisan saya ini.
Sebagai masyarakat awam tentu saya tidak ada latar belakang seorang dokter yang mengenal ilmu pengetahuan untuk treatment pasien. Memang orang tua laki-laki saya seorang dokter tetapi saya selalu mengikuti semua hal yang berhubungan pengobatan beliau di rumah sakit. Awal ceritanya saat itu beliau masuk ke CVCU (Cardiovascular Care Unit) karena adanya permasalahan di irama jantung. Beliau telah berumur pada waktu itu sekitar 77 tahun, dan sempat tidak sadarkan diri karena iramanya tidak stabil.
Untuk masuk ke CVCU yang pertama beliau sudah diperbolehkan pulang dalam waktu 2 minggu, setelah beberapa bulan setelah itu masuk kembali karena kasus yang sama. Tetapi untuk masuk yang kedua kali ini cukup lama sampai +/- 1 bulan hanya ditempat tidur rumah sakit. Kasusnya tetap sama dan beliau sempat tak sadarkan diri beberapa waktu sehingga semua aktifitas keseharian di atas tempat tidur. Selama berada di intensive care unit ini tentu saya sebagai anak tidak dapat menunggui hanya dapat menunggu di luar. Karena referensi oleh dokter menyebutkan "biarlah pasien istirahat di dalam sudah ada dokter yang menjaga". Dengan penjelasan yang cukup persuasif ini tentu saya mengikuti saja.
Setelah hampir satu bulan beliau berada di tempat tidur berakibat semua persendian ini tidak dapat bergerak dengan baik. Kaku hingga sulit untuk duduk bahkan berjalan. Dokter yang merawat bapak saya pada waktu itu menganjurkan untuk melakukan fisioterapi dengan jangka waktu yang ditentukan sampai beliau dapat berjalan kembali. Walaupun ada proses saya sebagai anak tentu mengikuti anjuran dokter. Nah, sejak itu lah ingin mengetahui treatment fisioterapi ini. Saya baca semua literatur yang ada dan harus saya tulis di blog saya sendiri untuk mengetahui seluk-beluk fisioterapi ini. Semoga rekan lain dapat menjadi sebuah pembelajaran seperti saya.
Definisi Fisioterapi?.
Apa itu fisioterapi?. Menurut Wikipedia: Fisioterapi adalah cara yang dilakukan sebagai proses untuk rehabilitasi seorang pasien agar dapat terhindari resiko cacat fisik yang mungkin terjadi akibat dari efek cedera dari penyakit yang diderita. Proses yang dilakukan oleh pasien tentu merupakan hal yang berhubungan dengan latihan fisik, terapi yang dilakukan secara manual, pengobatan, hingga me-edukasi pasien untuk mengerti melakukannya.
Dari definisi ini bapak memang ada efek dari lama setelah di tempat tidur selama +/- 1 bulan lamanya ini maka semua persedian menjadi kaku. Bahkan untuk duduk saja harus dibantu, termasuk mandi hingga berjalan pun selalu ada pertolongan. Awalnya proses saya sebagai anak untuk membantu orang tua seperti menolong anak kecil kembali, semuanya harus dibantu hingga memberikan pencerahan untuk tetap semangat berjalan sehingga proses ini dapat berjalan dengan baik.
Manfaat Fisioterapi Bagi Pasien.
Menurut dokter yang menjelaskan kepada saya waktu bapak telah keluar rumah sakit agar segera di bawa ke dokter yang mempunyai keahlian fisioterapi atau minimal klinik fisioterapi memberikan pertolongan kepada beliau. Tujuan fisioterapi sudah jelas untuk mengembalikan fungsi tubuh yang melekat dengan cara menggerakan semua sendi tubuh akibat dari dampak cedera akibat dari penyakit yang diderita oleh pasien.
Apabila cedera tidak dilakukan tentu akan terjadi kelumpuhan atau cedera permanen, maka dilakukan fisioterapi untuk mengurangi dampak tersebut. Karena orang tua saya berdampak karena perawatan saat di CVCU selama +/- 1 bulan tentu pergerakan tubuh tidak terlalu banyak sehingga sendi tubuh banyak yang kaku hingga untuk menggerakannya saja sangat sulit. Untuk fisioterapi yang lain mungkin ada treatment khususnya, menurut literatur yang saya baca ada kasus pada pasien masalah punggung, osteoporosis, radang sendi (arthritis), dan lain sebagainya. Fisioterapi ini tentu setiap kasus berbeda-beda perlakuannya sehingga proses waktu untuk penyembuhan tentu berbeda pula
Prosedur Fisioterapi Untuk Pasien.
Menurut dokter yang menjelaskan kepada saya saat bapak bawa ke dokter ahli di klinik adalah respon setiap pasien tentu sangat berbeda-beda tergantung dari pasien. Hal yang pertama kali dilihat adalah bentuk dari tubuh, pola yang digerakan oleh bapak, hingga menceritakan apa yang terjadi. Dokter juga menanyakan obat yang diminum oleh bapak selama pasca keluar dari CVCU sebelum melakukan proses fisioterapi ini.
1. Proses Awal Fisioterapi.
Bapak awalnya melakukan fisioterapi ini tentu dokter ahli ini melihat kondisi fisik hingga pemeriksaan awal sesuai dengan SOP nya. Kondisi penyakit tentu juga ditanya cukup intensif agar fisioterapi ini dapat berjalan dengan efektif. Dokter selalu memberikan pengarahan apa saja yang akan dilalui tahapnya sehingga resiko seminimal mungkin dan bapak harus tetap bersemangat untuk melakukannya agar dapat melakukan aktifitas normal dengan baik lagi.
Pakaian yang digunakan saat fisioterapi tentu sedikit berbeda agar kenyamanan pasien tetap terjaga dengan baik. Lebih longar hingga dokter dapat mudah melakukan treatmentnya hingga tidak ada kendala, seperti baju kaos yang agak longgar agar tidak terjadi rasa nyeri saat treatment, celana pendek untuk menggerakan kaki saat ditekuk dan seterusnya, hingga pakai kaos kaki agar saat berjalan pijakan lebih tegap.
2. Lama Waktu Fisioterapi Sekali Datang.
Saat saya membawa bapak ke dokter fisioterapi tentu sudah didaftarkan kunjungan pertama. Secara umum waktu sekali datang tretament yang diberikan 30-45 menit, dan frekuensi ini akan berkurang atau lebih tergantung dari kondisi pasien. Jika hasilnya memuaskan maka waktu akan lebih cepat tidak sampai 3 bulan. Latihan fisioterapi yang dilakukan oleh bapak saat itu adalah:
a. Teknik Manual.
Dokter ahli tentu memeriksa bagian sendi yang sulit untuk bergerak dengan menggerakan hingga mimijat. Terapi ini tentu ada manfaatnya, kata dokter tersebut agar darah lancar sampai ke sendi ini, untuk mengurangi rasa nyeri dan sakit, agar tubuh menjadi rileks.
b. Exercise Dan Pergerakan Tubuh.
Untuk tahap ini bapak diberikan semacam alat bantu seperti tongkat atau benda untuk menopang saat berdiri. Tongkat ini agar saat berdiri lebih ada keseimbangan supaya tidak terjatuh dan bergerak untuk berjalan dapat diangsur terlihat perubahannya. Gerakan berjalan secara rutin tentu dimulai dari fisioterapi oleh dokter ahli ini, setelah sampai di rumah tentu tongkat juga selalu di pakai sampai berjalan sudah mulai baik dan kaki sudah bisa diayun untuk melangkah.
c. Memberikan Nasehat Kepada Pasien.
Saat setelah sesi fisioterapi dokter selalu memberikan nasehat kepada pasien dan keluarga tentang apa yang terjadi. Efek ini terjadi karena adanya tubuh tidak bergerak selama bapak masuk ke CVCU membuat semua sendi tidak bergerak sama sekali sehingga menjadi kaku. Penjelasan ini tentu kami memahaminya dan dokter menyebutkan bahwa fisioterapi cara untuk memulai langkah kembali dan pasien dapat dengan semangat melakukannya.
Ada juga saya membaca teknik lainnya selain tiga diatas adalah TENS (transcutaneous electrical nerve stimulation) dimana alat ini memberikan sinyal listrik ke bagian yang nyeri agar mengurangi rasa sakit atau nyeri saat treatment. Tetapi bapak tidak mendapatkannya cukup dengan proses diatas sudah cukup dan kondisi tubuh masih tetap dalam kondisi baik.
d. Pasca Fisioterapi.
Setelah beberapa kali kunjungan dan telah dilakukan treatment fisioterapi tentu ada progres perubahan terhadap bapak. Dokter tentu melihat perkembangannya dengan evaluasi semua tahap yang dilalui hingga kemampuan pasien untuk bisa cepat berjalan dan menggerakan semua sendi dengan baik. Dokter selalu menyarankan untuk selalu melakukan latihan seperti ini agar kondisi normal yang diinginkan segera didapatkan, dan hasilnya bapak sampai sekarang sudah dapat beraktifitas kembali secara normal walaupun tidak seperti semula. Butuh tongkat untuk berjalan dan saya cukup puas dengan perkembangan beliau. Saya sebagai anak selalu memberikan nasehat untuk tetap melakukannya di rumah baik jalan kecil di area rumah untuk melancarkan jalan agar sendi tetap sempurna kembali pergerakannya.
3. Resiko Fisioterapi.
Resiko ini saat dokter menjelaskan kepada saya tentu harus dideteksi langsung oleh mereka. Dokter ahli tentu menentukan apakah ada resiko terhadap pasien saat melakukan tretament nantunya. Mana perawatan yang terbaik dan relatif lebih cepat agar proses melangkah dan sendi yang terhubung tetap berfungsi dengan baik. Setiap pasien tentu punya resiko yang akan muncul tetapi saat bapak melakukan fisioterapi ini tetap berjalan dengan baik tanpa ada kendala apapun. Lama waktu relatif cukup singkat +/- 3 bulan saja saat keluar dari rumah sakit.
Untuk terapi yang menggunakan alat canggih saat itu tidak ada sama sekali, karena kondisi bapak saat itu hanya lama di tempat tidur saat berada di CVCU tentu metode yang digunakan relatif cukup mudah. Perlu juga dicermati bahwa setiap pasien hanya dokter ahli yang bisa menentukan kadar resiko seperti apa yang mungkin terjadi dengan melihat kondisi pasien itu sendiri. Dengan ilmu dan pengalaman yang ada tentu ada penyesuian penggunakan metode, setiap pasien punya treatment fisioterapi yang berbeda-beda.
Resikonya jika pasien tidak segera dilakukan fisioterapi saat bapak keluar rumah sakit tentu akan menyulitkan dan waktunya cukup lama. Sempat waktu itu bapak sudah pasrah dengan keadaan tidak bisa berjalan lagi, tetapi saya tetap memberikan edukasi untuk segera dilakukan. Jika keluarga pasien tidak cepat tanggap dapat memberikan dampak yang cukup ekstrim yaitu kelumpuhan karena keterlambatan untuk memberikan pertolongan.
4. Biaya Fisioterapi Sekali Kunjungan.
Ini yang sangat penting biaya fisioterapi sekali kunjungan, saat itu saya membawa bapak ke dokter ahli sekali datang dimulai dari harga Rp 200.000 - Rp 400.000 (saat itu sekitar tahun 2015) tergantung dari lama terapi hingga kesulitan saat memberikan treatment. Awal fisioterapi cukup mahal karena sesi waktu cukup lama, semakin waktu berjalan dan perkembangan bapak cukup memaskan maka harga fisioterapi untuk satu kali kunjungan harganya menurun. Biaya yang saya keluarkan tunai tidak ada tanggunggan asuransi saat itu, dan saya cukup puas dan masuk akal dengan harga yang saya bayarkan kepada dokter tersebut. Treatment yang diberikan akan berdampak pada biaya yang akan dibayarkan oleh keluarga pasien saat itu.
PENUTUP!
Sharing pengalaman ini tentu saya mengalaminya sendiri dan memberikan pertolongan secepatnya kepada bapak untuk tetap dapat berjalan kembali. Waktu pulang setelah dari CVCU beliau masih memakai kursi roda, karena terlihat sudah ketergantungan saya tidak mau melihat orang tua selalu menggunakan kursi roda. Saya memberanikan diri untuk melipat kursi roda tersebut dan segera melakukan fisioterapi seperti edukasi dokter saat keluar dari rumah sakit. Awalnya saya dimarahi hingga dibentak, tetapi dengan yakin bapak bisa berjalan lagi maka saya ikuti rekomendasi dari dokter yang merawat beliau. Saya harus melakukan segera agar kelancaran sendiri dan berjalan segera terwujud kembali.
Semua bacaan fisioterapi saya cari di blog atau website, brosur, hingga pembicaraan saya dengan dokter yang merawat saya. Sehingga lahirlah artikel ini sebagai pengalaman dapat menjadi pembelajaran bagi rekan semua, jika apabila ada kasusnya mirip tetapi jenisnya berbeda. Pengalaman memberikan edukasi bagi diri saya sendiri dan ingin menuliskan agar terlihat record untuk saya sendiri dan bermanfaat untuk rekan lainnya.
Komentar
Posting Komentar
Yuk, sharing komentar