Fenomena yang terjadi saat sekarang ini menjadi perbincangan yaitu banyaknya mall di kota besar sepi atau kosong. Apa yang sebenarnya terjadi?. Dampaknya, para pemilik mall tersebut tidak mendapat pemasukan karena tenan sudah tidak beraktifitas lagi hingga pengunjung sudah mendekati nihil. Tidak adanya pemasukan memberikan ketakutan tersendiri oleh pemilik karena biaya listrik dan perawatan tetap berjalan terus agar mall tetap terjaga dengan baik kondisinya.
Sebagai pembaca atau masyarakat awam tentu saja bertanya-tanya, apa sebab mall di kota besar Indonesia masih tetap kosong walau aktifitas sudah kembali normal. Di tulisan konten ini sangat bermanfaat bagi anda ingin mengetahui lebih dekat apa sebabnya. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Konsep Awal Sesama Mall Relatif Sama.
Sebelum adanya pandemi banyak mall beroperasi konsepnya relatif sama. Tenan di mall mayoritas jualan retail, fashion hingga aksesoris mendominasi sehingga pengunjung mulai menyeleksi mall mana yang tepat untuk dikunjungi. Fenomena ini sudah terlihat, mall konsepnya seperti ini sudah mulai ditinggalkan oleh pengunjung, justru mereka mencari mall dengan konsep berbeda supaya waktu yang mereka sediakan menjadi lebih berkualitas.
2. Design Interior Sudah Mulai Out-of-Date.
Mall yang dibangun sebelum pandemi design interiornya relatif tidak luas khususnya di area fashion dan aksesoris. Untuk food and beverages relatif cukup bahkan area tersendiri. Area ini tentu menjadi tempat paling sering menjadi tujuan karena adanya kebutuhan akan fashion dan aksesoris relatif cukup tinggi. Apalagi berkunjung langsung untuk mendapatkan barang tersebut masih cukup bagus permintaannya sehingga pemilik mall harus membenahinya. Pembenahan design interior ini cukup mendapatkan respon agar pengunjung dan tenan dapat kembali lagi beraktifitas.
3. Kompetitor di Sekitar Lokasi Mall.
Persaingan antar mall sudah terlihat sekali bahkan di satu area lokasi saja ada beberapa kompetitor. Sebagai pemilik anda harus sadar diri bahwa persaingan ini menjadi motivasi untuk melakukan perubahan terhadap pembenahan. Perbedaan jumlah kunjungan saja akan berdampak pada jumlah transaksi yang akan terjadi, jika lengah maka penurunan omset dari tenan akan berdampak sehingga pemutusan kontrak untuk menetap di mall tersebut akan menjadi pilihan. Pemilik harus mengambil tindakan strategis supaya mempertahankan pengunjung untuk tetap mau datang selalu menjadi perhatian.
4. Tingkat Okupansi Tenant Menurun.
Menurut penelitian dari Colliers menjadi pembelajaran buat kita semua yaitu pada tahun 2019 okupansi tenan di mall telah menurun sebesar 9%, pada tahun 2021 turun 5% jika dibandingkan dengan tahun 2020. Melihat tingkat hunian tenan di mall di tahun 2016 mencapai 85% tetapi setiap tahun menurun. Jika dilihat dari 2020 dibawah 80% dan di tahun 2021 menjadi 70%. Fenomena ini tentu berdampak pada pengunjung dan khususnya pandemi yang terjadi. Hal ini akan berpengaruh pada mall sepi dan cenderung kosong ditinggal para konsumen setia mereka.
5. Akses Mall Cenderung Macet Butuh Waktu Lama.
Ada lokasi mall akses untuk kesana selalu macet dan butuh waktu tempuh untuk sampai kesana. Karena sudah jenuh dengan fenomena ini tentu akan berpengaruh pada pengunjung untuk enggan datang. Hal ini lah yang menjadi faktor yang juga berpengaruh pada mall menjadi sepi dan cenderung kosong.
Baca juga:
Pekerjaan Bisnis Yang Merugi Akibat Epidemik Virus Corona Covid-19
Pelajaran Penting Fenomena Mall Sepi Cenderung Kosong.
Mall yang ada saat sekarang ini khususnya di kota besar seperti DKI Jakarta harus menangkap sinyal kenapa hal ini bisa terjadi. Mall yang berdiri cenderung belum bisa merespon apa yang menjadi perubahan perilaku pengunjung. Fungsi mall tidak hanya untuk shopping saja, tetapi ada kecenderungan perubahan gaya hidup yang akan selaku berubah dari waktu ke waktu.
Perubahan ini tentu ada pemicunya yaitu pandemi covid 19 yang harus direspon se-segera mungkin oleh pemilik mall. Mall tidak hanya belanja saja ada hal lain yang harus dibedah lebih seksama yaitu menjadi penghubung bagi seluruh pengunjung sebagai tempat sosialisasi mereka. Alasannya adalah sejak pandemi ini tentu pengunjung lebih banyak beraktifitas di rumah, WFH, dan tidak bisa beinteraksi langsung dengan komunitas.
Menurut hasil kajian dari BCA Sekuritas menyebutkan bahwa ada 10 mall yang masih mempertahankan konsep lama akan cenderung menyusut pengunjungnya, tetapi berbeda dengan 10 mall baru yang tumbuh saat sekarang ini justru meningkat pengunjungnya menerapkan konsep baru yang belum terpikirkan sebelumnya. Mall yang tumbuh ini telah menjadi destinasi baru bagi pengunjung khususnya kaum urban untuk bersosialisasi hingga pemenuhan kebutuhan lainnya.
Menelisik mall lama yang masih menggunakan konsep lama seperti mempertahankan toserba dan supermarket sebagai daya pikat sudah mulai ditinggalkan. Karena sekarang e-commerce telah sangat mdah diakses melalui aplikasi dengan harga yang sangat kompetitif bahkan ada kecedenderungan harga murah, gratis ongkir pula. Bahkan mereka tidak membutuhkan biaya sewa dan karyawan banyak untuk beraktifitas penjualan. Cukup menggunakan media sosial dan website resmi mereka untuk proses transaksi. Hal ini lah yang membuat tenan besar di konsep mall lama sudah mulai meninggalkan proses penjualan mereka. Jadi retail sudah mulai memudar dengan berjalannya waktu karena harus bersaing dengan e-commerce tersebut.
Perkembangan teknolagi saat sekarang juga harus diperhatikan seperti generasi z yang sangat tergantung dengan media sosial untuk mendapatkan informasi hingga proses untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan. Generasi ini sangat menyukai dengan spot terbaru hingga indah sehingga mereka selalu melakukan update status di media sosial mereka untuk berbagai pengalaman saat datang di mall tersebut.
Mengatasi Perubahan Untuk Mengembalikan Mall Untuk Segera Ramai Kembali.
Pemilik mall tentu harus punya kapasitas untuk mendapatkan pelajaran penting dibalik sepi cenderung kosong ini. Hal yang paling utama untuk dilakukan adalah aspek due-diligent agar bedah tuntas mall sepi bisa terungkap ke permukaan sehingga pemilik segera mengambil tindakan kongkrit. Hal ini juga menjadi perhatian para tenan untuk melanjutkan bisnis di mall atau tidak. Aspek yang selalu berhubungan antara penjual dan penyedia jasa ini tentu harus segera ada jalan keluarnya.
Khusus untuk pemilik mall tentu due-diligece ini harus menghasilkan informasi peluang yang masih ada. Melihat tata ruang yang ada, lokasi mall saat sekarang, fasilitas yang akan disediakan, hingga re-arrange kembali mall tersebut menjadi aspek strategis yang harus dibenahi. Pemilik harus segera melakukan inovasi strategis untuk mall, seperti sebelumnya area retail yang cukup luas digunakan untuk transaksi yang sangat besar ini juga sebagai tempat interaksi sosial di komunitas mereka.
Trend dan model design menjadi hal yang sangat penting untuk menarik pengunjung kembali. Karena pengunjung ingin datang harus ada sesuatu yang unik tidak hanya untuk berbelanja tetapi memberikan inspirasi bagi pemikiran dan kematangan emosi mereka untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik. Tentu mereka akan menyeleksi mall mana yang cocok dengan kebutuhan mereka atas konsep yang menjadi trend saat sekarang ini.
Baca juga:
Ciri Seorang Pengusaha Sukses Meraih Impian Bisnis Membawa Perusahaan Terdepan Penuh Inovasi
Kenyataan Mall Sudah Bebenah Sudah Terlihat.
Monitor di lapangan dan beberapa sumber yang terpercaya telah menyampaikan pesan untuk siasati mall sepi menjadi ramai kembali telah memberikan fenomena segar bagi pemilik mall lainnya, diantaranya:
a. Senayan City.
Mall yang pernah sepi saat pandemi ini tentu sudah melakukan terobosan terbaru mereka yaitu memberikan fasilitas drive thru dan live shopping. Cara seperti ini sudah memberikan terobosan baru sehingga pelanggan setia mereka sudah mulai berdatangan. Saat live streaming ini Senayan City melakukan kerjasama ke tenan yang ada sehingga konsumen dapat melakukan transaksi belanja langsung ke tenan tersebut. Saat pembelian sudah selesai dapat mengambil barang tersebut di drive thru yang disediakan.
b. Kota Kassablanka.
Lokasi mall di sekitar Kasablanka ini juga melakukan inovasi dengan integrasikan dengan e-commerce terkenal Lazada. Saat konsumen membuka aplikasi langsung terhubung dengan Lazada. Barang yang terpajang di windows Lazada merupakan tenan yang berada disana. Hal ini mencoba untuk menarik para pelanggan setia mereka untuk mencoba terobosan ini sehingga tenan terbantu untuk mencari konsumen dan pemilik mendapatkan pemasukan dengan sewa yang dibayar oleh tenan tersebut.
c. Mall Lainnya.
Melihat fenomena di mall AEON, Green Pramuka, dan Central Park konsepnya lebih terfokus yaitu tempat nongkrong. Tempat nongkrong ini bisa indoor dan outdoor sesuai dengan tematik yang akan dibuat oleh pemilik mall tersebut. Jadi, konsep ini turut memberikan inspirasi bagi mall yang sepi cenderung kosong untuk melihat pergerakan pengunjung saat datang kesana dengan hasil yang cukup memuaskan.
d. Grand Indonesia.
Mall yang terletak di pusat Jakarta ini tentu menjadi referensi kita untuk memetik pelajaran terobosan mereka. GI lebih fokus para brand yang menjadi trend setter mode hingga kecantikan. Mereka juga telah melakukan penelitian bahwa pengunjung yang datang ke mall mereka lebih banyak wanita sehingga fokus akan fashion dan kecantikan menjadi hal yang penting. Tidak itu saja, area makan food court mereka juga dibenahi dengan seksama, instagramable dan memberikan suasana baru untuk menikmati hidangan akan tercipta di tempat ini.
e. Lippo Mall Puri.
Mall ini juga melakukan inovasi yaitu Park and Dine. Pengunjung dapat menikmati hidangan restoran di dalam mobil di area parkir. Area yang dipersiapkan ini tentu berhubungan dengan suasana di luar ruangan seperti sunset dan pemandangan luar gedung yang sangat mempesona. Hal ini tentu ingin mendatangkan pengunjung kembali dengan konsep yang mereka buat agar tenan yang menyewa tempat di mall tetap menggeliat.
f. Mall Taman Anggrek.
Area bermain ski di arena es yang terluas di Asia Tenggara ini menjadi nilai jual penting. Tempat bermain ini tentu memberikan dampat cukup baik atas kunjungan sehingga tenan yang ada tetap bisa dipertahankan ada sepanjang tahun.
g. Sarinah.
Tempat berbelanja yang tertua di Indonesia ini juga berbenah dengan kondisi mall sepi cenderung kosong sebelumnya. Mereka ingin bersaing dengan merubah konsep sehingga keberadaan mall ini tetap diperhitungkan. Perubahan arena terbukanya sangat luas sekali sehingga menjadi ruang komunitas baru untuk interaksi sosial. Konsep lama juga mereka pertahankan seperti handi-craft, shoes, dan lainnya tetap menjadi hal yang melengkapi tuntutan dari perubahan zaman.
Penutup.
Mall sepi cenderung kosong telah menjadi permasalahan tersendiri bagi pemilik. Perubahan zaman sangat penting untuk dilihat, apa yang menjadi akar permasalahan harus segera dibenahi. Beberapa mall sudah mulai mendapatkan jati dirinya sehingga sudah mulai recovery. Beberapa contoh diatas sudah dilakukan dan telah mendatangkan solusi bagi mereka. Jika anda sebagai pemilik mall dapat menilai hal apa yang menjadi nilai jual terbaik untuk mendatangkan konsumen kembali. Benahi dan segera ambil kebijakan strategis agar aktifitas ekonomi dapat bergerak kembali di aset berharga anda ini.
Semoga beberapa alternatif dari kebijakan yang diambil oleh beberapa pemilik mall diatas dapat memberikan jawaban kepada anda untuk segera membuat kondisi baik dan mendapat pemasukan. Sukses selalu, dimana ada kesulitan disitu ada jalan keluar bagi anda jeli melihat peluang.
Komentar
Posting Komentar
Yuk, sharing komentar