Keputusan Strategis Pimpinan Perusahaan Terlihat Ekstrim Bahkan Tega Untuk Menyelamatkan Kelangsungan Usaha Di Masa Akan Datang
Seorang pemimpin perusahaaan atau pengusaha sukses saat menjalankan roda bisnis tentu banyak sekali hal yang dilakukan. Tidak hanya untuk mengelola semua yang terjadi termasuk internal dan eksternal perusahaan menjadi kesibukan tidak akan habis-habisnya. Pimpinan perusahaan yang bertanggung-jawab untuk membuat bisnis ini tetap berjalan dengan baik tentu saja setiap berkala selalu ada kajian yang dalam bahkan komprehensif dan strategis agar tetap bertahan di masa-masa sulit nanti.
Mungkin anda ingin mengetahui keputusan apa saja yang terkait terhadap perusahaan terlihat ekstrim bahkan tega terlihat oleh pihak luar untuk menyelamatkan kelangsungan usaha di masa yang akan datang sebagai judul artikel membuka cakrawala berfikir. Pimpinan perusahaan tentu berfikir logis dan objektif sebagai bisnis yang harus tetap berjalan maka harus di ambil keputusan ini, walau sangat berat dan harus mengorbankan beberapa pihak setidaknya mereka mengerti apa yang menjadi sebuah keputusan harus dilaksanakan di waktu yang telah ditetapkan nanti.
1. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Memang cara ini banyak sekali pertentangannya, terutama karyawan yang bekerja bertumpu pada pekerjaan ini untuk menghidupi keluarga. PHK ini dilakukan saat keuangan perusahaan tidak mampu lagi untuk membayar gaji setiap bulannya, karena penjualan perusahaan tidak sampai target bahkan cenderung lesu. Apalagi di masa pandemik COvid-19, banyak sekali perusahaan merumahkan karyawan terbaik mereka demi perusahaan ini tetap berjalan sebagaimana mestinya. Jadi, semua pihak tentu akan mengerti dengan situasi yang dihadapi oleh perusahaan dengan sulitnya pasar yang dimasuki dan pendapatan pas-pasan untuk operasional perusahaan.
PHK ini tentu harus ada prosedur yang cukup jelas tertuang dalam peraturan Kementrian Tenaga Kerja sehingga perusahaan harus taat setiap pasal yaang mengatur. Untuk itu apa yang menjadi hak karyawan setidaknya menjadi hal yang harus dikeluarkan sebelum keputusan final dapat diterima oleh pihak yang terlibat.
2. Menutup Cabang Kurang Penjualan.
Cabang merupakan cara yang diambil oleh perusahaan untuk memaksimalkan penjualannya dengan membuka tempat di area tertentu punya peluang. Awal perencanaan tentu banyak sekali hal yang ingin dicapai, untuk menambahkan pangsa pasar dengan produk yang dijual dapat dengan mudah di akses oleh konsumen sehingga pemasukan dapat di bentuk sebagaimana mestinya. Tetapi, ada hal lain yang menyebabkan penjualan di cabang tertentu itu tidak maksimal bahkan cenderung lesu. Pemasukan atau penjualan tidak sesuai dengan target bahkan menurun, dengan pertimbangan dan analisa yang cukup tinggi pimpinan perusahaan akan menghitung seluk-beluk cabang tersebut. Akhirnya, cabang ditutup dan operasional dialihkan ke cabang yang punya reputasi baik sehingga kapasitas ruangan ditambah dan perluasan area untuk operasional segera di bentuk lebih sempurna lagi.
Hal ini dapat terlihat beberapa tahun terakhir ini ada beberapa supermarket besar yang membuka cabangnya di beberapa daerah atau lokasi ditutup secara serentak, karena perusahaan ingin menata kembali bisnis ini menjadi lebih efisien maka dipertahankan cabang yang cukup representatif saja.
3. Membubarkan Departemen Tertentu.
Departeman yang dibentuk tentu berhubungan dengan aktifitas operasional untuk membantu semua permasalah yang terjadi dapat terselesaikan dengan baik. Tujuan awalnya memang sangat baik karena setiap permasalahan diselesaikan oleh departemen tersebut sehingga pimpinan perusahaan dapat fokus ke hal yang strategis untuk kemajuan. Tetapi dengan hal lain ada departemen tertentu yang tidak efisien dan efektif untuk menyelesaikannya, bahkan ada departemen tertentu yang mampu melakukannya bahkan tidak perlu harus departemen lain terkait membantunya. Dengan penilaian ini seorang pimpinan perusahaan akan mengambil kesimpulan bahwa pekerjaan yang telah terselesaikan ini akan berpindah ke departemen tersebut dan menutup departemen yang gagal menyelesaikannya. Walaupun kegiatan ini cukup membuat pihak internal terkejut tetapi dengan efektifitas dan memberikan efisien terhadap cost maka depatemen tersebut dibubarkan.
4. Bonus Tidak Diberikan Tahun Ini.
Karyawan tentu sangat menantikan bonus tahunan untuk menambah income terutama ada beberapa rencana yang akan dituntaskan dengan tambahan uang dari bonus tentu menjadi lebih cepat terwujud. Tentu, tidak setiap tahun penjualan perusahaan berjalan dengan baik bahkan ada momen tertentu target yang harus dicapai tidak sampai sama sekali sehingga pimpinan perusahaan menambil keputusan yang sangat sulit ini disaat karyawan sudah memberikan effort yang sangat tinggi untuk bekerja tetapi bonus tahunan tidak terwujud. Pertimbangan ini tentu berhubungan dengan keuangan, tentu setiap karyawan akan maklum dengan permasalahan ini karena kesulitan untuk mewujudkan bonus lebih baik tidak dibagikan asalkan perusahaan masih dapat beroperasi dengan baik di masa yang akan datang.
5. Tidak Ada Kenaikan Gaji Tahunan.
Hampir sama dengan poin (4), setiap kenaikan gaji untuk semua karyawan akan berdampak pada biaya yang besar setiap tahunnya akan mengurangi pendapatan bersih yang menjadi hal yang harus dipertimbangkan sangat matang sekali. Kenaikan gaji berarti perusahaan telah mampu bersaing dan memberikan pangsa pasar menjadi lebih meningkat. Tapi, tidak selalu mulus bahkan ada momen tertentu perhitungan dari pimpinan perusahaan meleset dengan kebijakan yang diambil sehingga alokasi dana harus memperbaiki kebijakan tersebut sehingga muncul biaya lain yang akan menunda kenaikan gaji karyawan. Walaupun terlihat sulit dan menurut karyawan "tega" atau tidak memperhatikan kinerja tapi apa daya. Lebih baik perusahaan masih dapat berjalan dengan baik untuk menopang pendapatan bulan karyawan daripada perusahaan tutup mengakibatkan PHK terlaksana. Hal ini lah yang harus diperhatikan oleh karyawan dn paham apa yang menjadi unsur keberpihakan.
6. Batas Minimal Tanggungan Perusahaan Terhadap Kesehatan.
Dengan adanya kekurangan pemasukan yang diterima di waktu tertentu ada beberapa fasilitas penting yang pastinya untuk karyawan tetap ada tanggungan perusahaan seperti kesehatan. Untuk batasnya tentu disesuaikan masing-masing level di perusahaan. Kebijakan ini memang ada hubungannya dengan pembayaran premi ke pihak yang mengelolanya sehingga persentase tanggungan atau limit yang diberikan menjadi berkurang sedikit supaya keuangan perusahaan masih tetap kondisi stabil.
Terlihat seperti agak tega tetapi keputusan ini untuk menyelematkan perusahaan dari kerugian yang cukup besar agar karyawan yang masih bekerja tetap dapat di gaji di tahun berjalan nanti. Memang, hal seperti ini ada pro dan kontra dari internal sendiri tetapi alasan ini cukup logis dan dapat diterima lega oleh semua pihak.
7. Fasilitas Level Dikurangi.
Untuk level tertentu pastinya ada fasilitas yang diberikan penunjang pekerjaan agar tetap berjalan dengan baik. Fasilitas ini cukup beragam di mulai dari kendaraan, transportasi online, telekomunikasi, perawatan tubuh (khusus untuk marketing), dan lain sebagainya. Ada beberapa fasilitas dikurangi agar keuangan perusahaan tetap dalam kondisi baik dialokasikan ke kegiatan yang produktif. Walaupun fasilitas di level terentu ini pastinya masih dapat diterima karena komunikasi yang cukup intensif terhadap jajaran manajemen akan terlihat mudah untuk penerapannya. Penyelamatan keuangan untuk memangkas beberapa poin fasilitas cukup logis dan masih dapat diterima asalkan penjelasan secara persuasif masih dapat terpenuhi.
8. Outing Tidak Terlaksana Tahun Ini.
Untuk liburan bersama satu kantor tahun ini tidak dilaksanakan karena biaya yang dikeluarkan ini dialokasikan ke hal yang bermanfaat penuh bagi perusahaan harus segera dilakukan. Untuk outing ini memang cukup rutin dilakukan tahunan tetapi keuangan perusahaan tidak mampu melakukannya ada pos tertentu yang harus stand by dengan cukup agar operasional perusahaan tetap berjalan dengan baik terpaksa outing di tahun ini tidak akan terlaksana.
Outing ini memberikan spirit atau semangat untuk mendekatkan semua departemen yang terlibat agar aktifitas perusahaan menjadi lebih akrab dan kompak. Dengan kesempatan yang masih terbatas ini tentu penjelasan yang diberikan oleh perusahaan kepada internal karyawan dapat diterima dengan baik.
PENUTUP.
Setiap perusahaan tentu punya keputusan masing-masing dari pimpinan perusahaan tergantung dari urgenitas dan masih dalam koridor atau hukum yang tertuang di departemen terkait. Mempertimbangkan untuk mengambil keputusan ini harus berdasarkan penelitian yang cukup strategis. Memang tidak mudah melaksanakannya karena akan bertentangan atau bahkan pro kontra harus dihadapi pimpinan perusahaan. Jika memang perusahaan tidak dapat menyelamatkan tentu akan mengambil keputusan yang sulit ini, walau mungkin secara bertahap tidak menyeluruh setidaknya melihat bagaimana perusahaan tetap dapat beroperasi walau harus terseok-seok untuk menutupi cost sepanjang tahun berjalan.
Mungkin terlihat tega atau sangat ekstrim tetapi hal ini lah yang membuat pimpinan perusahaan harus mengambil keputusan terbaik agar semua pemegang saham tetap dapat mewujudkan visi dan misi membawa perusahaan ini tetap baik kondisinya dan membenahi untuk segera bangkit dari keterpurukan. Khusus anda seorang pemimpin perusahaan akan berada pada zona ini dan pilih hal yang terbaik dan minim resikonya tidak melibatkan banyak pihak untuk intervensi kebijakan yang akan diambil nanti.
Baca juga:
1. Faktor Penyebab Utama Kegagalan Bisnis: Sinyal Awal Kebangkrutan Segera Bebenah
2. Ciri Seorang Pengusaha Sukses Meraih Impian Bisnis Membawa Perusahaan Terdepan Penuh Inovasi
3. Aktifitas Akhir Pekan Atau Weekend Seorang Pimpinan Perusahaan Sukses Mengisi Waktu Terbaik Untuk Diri Sendiri Dan Keluarga
Komentar
Posting Komentar
Yuk, sharing komentar