Sebagai HRD di perusahaan harus mengetahui setiap karyawannya sehat terbebas dari segala hal yang akan merugikan. Penyeleksian karyawan ini tentu harus punya metode ilmiah, terukur, dan ada kualitatifnya. Perusahaan yang besar akan meneliti beberapa test di mulai dari test pskilogi hingga wawancara secara personal. Hal yang penting untuk di ulik adalah ciri-ciri karyawan yang kurang sehat mental yang akan menjadi karyawan perusahaan di akhir test wawancara bersama dengan user. Hal ini sangat penting sekali untuk mendapatkan calon yang sehat jasmani dan rohani agar produktifitas bekerja menjadi lebih efektif.
Prosesnya cukup panjang sekali karena harus ada test tertentu sehingga gejala yang timbul dapat menjadi perhatian. Apalagi masa-masa endemi sudah mulai usai, HRD harus bekerja keras untuk menyeleksi kembali karyawan yang akan di rekrut di masa yang akan datang. Tidak itu saja, memantau kondisi karyawan yang sudah ada saat sekarang juga harus diperhatikan, apalagi pola kerja yang butuh keahlian khusus ada sebagian karyawan menjadi frustasi karena ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Ada beberapa hal yang harus segera ditindaklanjuti oleh HRD jika menemukan sympton karyawan bermasalah dengan mentalnya:
Kurang Sehat Mental Pada Karyawan.
Saat melakukan pengecekan kesehatan mental karyawan tentu sangat perlu dilakukan, apalagi di perusahaan punya lingkup kerjanya saling berhubungan harus dijabat oleh yang kompeten. Jadi HRD juga harus mengenal kurang sehat mental yang bisa terjadi pada karyawan:
1. Depresi.
Depresi merupakan penyakit mental yang bisa terjadi ke karyawan. Fenomena ini bisa ada saat pekerjaan sedang banyaknya dan due-date nya bersamaan dengan pekerjaan lain. Efeknya, suasana di batin tidak karuan sering merasa sedih hingga hilang semangat untuk menyelesaikannya.
Penyebabnya setiap karyawan berbeda-beda, ada pengaruh hormon bahkan lingkungan kerja tidak kondusif. Jika keterusan depresi akan terlihat saat berinteraksi dengan lingkungan seperti cepat marah, sulit mengambil keputusan penting, bahkan untuk menceritakan hal yang sudah sering dilakukan terkadang tidak ingat sama sekali. Tentu saja produktifitas karyawan tersebut menjadi menurun sehingga target dari atasan sering tidak sesuai dengan komitmen kerja. Patut juga diwaspadai bahwa terlihat pasif tiba-tiba sebelumnya cukup aktif maka gejala adepresi bisa terjadi.
Apa yang terjadi saat pola depsresi ini terus berlanjut?. Hasilnya, karyawan tersebut sering meminta ijin kepada atasan dengan alasan sakit, kinerja turun drastis, hingga HRD bisa saja mempertimbangkan untuk merekomendasikan pemecatan jika sesuai dengan prosedur yang berlaku di perusahaan.
2. Sering Cemas.
Situasi lainnya yang harus menjadi perhatian seorang HRD di perusahaan adalah melihat karyawan punya gejala cemas yang sangat berlebihan bahkan tidak dapat terkontrol dengan baik. Hal ini bisa saja terjadi saat lingkungan kerja tidak kondusif seperti selalu mendapat tekanan pekerjaan dari atasan begitu tinggi, ditambah lagi permasalahan keluarga di rumah terbawa di suasana bekerja. Muncul cemas ini tentu ada sebab dan akan berdampak pada tingkat kosentrasi untuk menyelesaikan pekerjaan yang harus diselesaikan tepat waktu. Jika keterusan tidak baik seperti kinerja menurun dan produtifitas tidak sesuai dengan appraisal.
3. Bipolar.
Kewaspadaan HRD terhadap karyawaan yang terjangkiti penyakit mental berikutnya adalah bipolar. Menurut mayoclinik.org bahwa bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang terganggu akibat suasana hati dari tingat rendah sampai tinggi. Penyebabnya tidak diketahui sebabnya, tetapi ada berhubungan dengan genetik, lingkungan kerja, hingga struktur otak dan kimia yang berubah-ubah. Saat karyawan merasa depresi maka akan terjadi sedih atau putus asa sehingga akan berujung pada hilangnya minat bekerja saat melakukan aktifitas di dalam perusahaan. Tentu saja potensi ini akan berpengaruh terhadap kondusifnya suasana bekerja, jika terjadi perubahan yang sangat drastis akan berakibat fatal.
4. PSTD (Post Traumatic Stress Disorder).
Penyakit mental yang juga bisa terjadi saat HRD akan melakukan pengecekan secara menyeluruh adalah PSTD. Masalah mental atau stres pasca trauma yang terjadi pada karyawan itu sendiri
akibat proses masa lalu yang membuat kegagalan untuk pulih hingga hal tertentu yang terjadi peristiwa yang sulit dilupakan dan sangat mengerikan.
Hal yang bisa saja terjadi yang pernah dirasakan oleh karyawan tersebut terjadi bullyan akut terhadap personality oleh lingkungan atau ada kenangan yang membuat trauma yang akan membangkitkan emosi hinga fisik. Kewaspadaan ini tentu akan berpengaruh pada kinerja saat karyawan tersebut belum sembuh betul proses penyembuhan dan HRD segera mengambil tindakan terbaik untuk masa depan perusahaan.
Baca juga: Alasan Kenapa Pendidikan Sangat Penting Untuk Karir Jabatan Di Masa Depan
Tindakan Jika Terdeteksi Kurang Sehat Mental Pada Karyawan.
Permasalahan mental memang cukup sulit untuk diketahui penyebab secara pasti karena aspek traumatik yang terjadi tentu karyawan itu sendiri yang mengetahuinya. Apabila karyawan tersebut memang terlihat telah menggangu aktifitas perkantoran sebaiknya HRD segera merekomendasikan untuk memeriksa yang bersangkutan ke dokter ahli untuk mendapatkan tindakan yang tepat.
Khusus karyawan yang memang terkena sakit mental ini setelah mendapat perawatan dari dokter ahli segera buat keputusan terbaik untuk masa depan. Apakah harus dipindahkan atau keputusan manajemen yang terbaik. Jika karyawan tersebut berada di departemen dengan tekanan kerja sangat tinggi tentu tidak mungkin melaksanakan tugas tersebut. Di departemen dengan pola stres yang tidak terlalu tinggi.
Baca juga: Alasan Kenapa Lapangan Kerja Di Jakarta Sangat Terbuka Luas Dan Karir Dapat Naik Cepat
Ciri-Ciri Orang Stress Pada Karyawan.
Saya kutip dari "kemenkes" di webnya menyebutkan bahwa stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik atau emosional (mental/psikis) jika terjadi perubahan di lingkungan yang mengharuskan seseorang untuk menyesuaikan diri. Dari pengertian ini didapatkan arti bahwa stres dapat terjadi siapa saja tetapi kadarnya tingginya akan berdampak pada kesehatan.
Semua orang bisa saja stres yang ditimbulkan dari berbagai pola seperti dari lingkungan, orang terdekat, diri sendiri, hingga dari pekerjaan yang sedang diselesaikan. Seperti contoh karyawan yang sedang menyelesaikan due-date laporan yang menumpuk akan berdampak pada stres di dalam diri. Bahkan dispute antara atasan dan bawahan juga dapat memicu stres. Aspeknya cukup menyeluruh disesuaikan dengan kondisi saat itu atau sebelumnya.
Ciri-ciri stres ini tentu berdasarkan tingkat kadarnya timbul di dalam tubuh. Setiap tingkat punya fenomena tersendiri yang membuat seseorng akan bereaksi keadaan stres tersebut di dalam tubuh:
1. Level Satu
Di tingkat satu ini masih normal dan HRD tidak perlu khawatir. Kadarnya ringan dan karyawan dapat mengatasinya dengan baik. Hal yang umum adalah gugup saat pertama kali melekukan pekerjaan presentasi di depan manajemen atau pejabat yang berwenang di perusahaan. Karyawan hanya perlu untuk mengendalikan emosi di dalam diri dengan baik untuk mempersiapkan presentasi tersebut. Setiap pekerjaan rutin harian harus selesai dengan baik dan persiapan yang cukup agar semua aktifitas yang berhubungan di depan publik dapat terlaksana dengan baik.
Percaya akan kemampuan sendiri untuk menyelesaikan semua permasalahan dengan bekerja baik sesuai dengan skema yang telah ditetapkan di job description. Jaga kesehatan dan pola tidur dengan baik, asupan makanan sehat dan bergizi, dan berdoa kepada Allah SWT untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.
2. Level Dua.
Pada fase ini karyawan terlihat stres yang sudah mulai mengganggu aktifitas pekerjaan sehari-hari. Emosi terganggu akibat permasalahan yang terjadi di kehidupan karyawan, seperti kehilangan orang tua di saat-saat dibutuhkan hingga rusaknya rumah tangga akibat perceraian. Semua skema ini bisa saja terjadi dan karyawan terbawa emosi negatif saat masuk di kantor. Raut wajah yang masih sedih terlihat putus asa, sedih, hingga rasa kecewa menimpa kehidupan karyawan tersebut.
Secara psikologis tentu ada takaran normal yang bisa dihadapi oleh yang bersangkutan. Di level dua ini karyawan sudah mulai tidak kuat melewatinya sehinga stres akan muncul. Dari segi fisik juga bisa dapat terlihat jelas seperti berat badan turun drastis, kondisi jantung sering berdebar-debar, badan lesu, hingga bagian otot tertentu menegang terasa nyeri saat beraktifitas.
3. Level Tiga.
Saat karyawan sudah stres di level tingkat tiga ini akan terjadi perubahan fungsi terhadap tubuh yang bersangkutan. Sudah masuk tahap susah tidur (insomnia) setiap waktu dan ada efek tambahan lain yang akan mengikuti seperti asam lambung tinggi, gangguan pencernaan, buang air besar sangat sering dan kecil tidak teratur. Jadi waspada di tahap ini karena sudah mulai memberikan indikasi yang sangat serius pada karyawan tersebut.
4. Level Empat.
Perhatian seorang HRD saat melihat karyawan sudah memasuki stres di level empat ini adalah kondisi yang bersangkutan sudah mulai kritis. Banyak sekali yang terjadi seperi emosi negatif di dalam diri karyawan sering terjadi bahjan untuk fokus satu hal saja tidak mampu lagi. Efek tambahan lainnya adalah ada terganggu proses kimia di sekitar otak akan mengganggu fungsi kognitif.
Seorang HRD yang sudah sangat tanggap dengan hal ini segera mengetahui dengan dampak yang akan terjadi pada karyawan yaitu depresi, kecemasan yang sangat tak karuan, panik, hingga bipolar. Yang sangat perlu untuk diperhatikan adalah kemungkinan untuk melakukan bunuh diri akibat stres di level empat ini bisa saja terjadi.
5. Level Lima.
Tingkat yang paling tinggi saat stres adalah karyawan tersebut tidak kunjung baik kestabilannya sehingga menjadi buruk. Saat di level ini yang bersangkutan telah menjauh dari lingkungan sosial, tidak mampu lagi melakukan kegiatan dengan normal hingga selalu merasa kesakitan sepanjang hari.
PENTING!
Saat semua fenomena yang terjadi sebaiknya HRD sudah mulai mengetahui apa yang seharusnya dilakukan. Semakin cepat terdeteksi maka cepat pula tindakan untuk pemulihan karyawan. Jika tahapnya sudah tinggi sekali maka butuh proses penyembuhan dengan obatan dengan waktu tertentu. Jika yang bersangkutan mengetahuinya dan harus mengikuti pola pengobatan dengan waktu lama akan muncul rasa untuk sembuh sangat jauh sekali didapatkan.
Waktu yang tepat untuk dibantu tindakan oleh dokter hingga psikolog adalah apabila HRD dapat identifikasi karyawan tersebut sudah masuk level mana tingkat stresnya. Seperti level 2 dan 3 maka hanya psikolog saja untuk membantu permasalahan karywan, jika sudah masuk level 4 dan 5 maka butuh dokter spesialis kejiwaan untuk membantu karyawan yang stres tersebut.
Baca juga:
Bagaimana Cara Saya Merasakan Dan Ukur Sukses Diri Sendiri
Dampak Pimpinan Perusahan Ekspatriat Bagi Kinerja Dan Karir Seorang Karyawan Di Masa Yang Akan Datang
Apa Yang Menyebabkan Karir Anda Tidak Naik Tahun Ini? Mungkin Hal Ini Yang Terjadi Di Departemen
Cara Menghindari Stres.
Belajar dari kemungkinan yang terjadi pada karyawan di perushaan yang memang sangat tinggi sekali itensitas stresnya sehingga kita semua dapat mengambil pelajaran penting untuk diri sendiri atau keluarga terdekat. Jika stres ini dibiarkan tanpa ada tindakan maka akan berujung pada depresi sehingga akan muncul gejala yang lebih kompleks lagi yaitu psikosomatik pada tubuh yaitu gejala yang terlihat pada fisik yang bersangkutan sehingga gangguan jiwa seseorang.
Tentu hal yang segera kita lakukan untuk menghindari stres ini adalah agar mengenal sejak dini terhadap stres yang dirasakan. Berikut cara menghindari stres yang dapat kita lakukan semua untuk menjadikan kesehatan mental menjadi lebihbaik.
1. Kenali Diri Secepatnya Saat Gejala Stres Mulai Terasa.
Saat tubuh sudah ada gejala stres segera kenali diri apa penyebabnya. Menggali sumber penyebabnya harus diketahui karena telah mempengaruhi aspek tidur tidak nyenyak, selalu gagal fokus untuk melakukan aktifitas keseharian. Setelah mengenali maka bertahap anda hasus segera latih emosi tidak meledak-ledak. Semua permasalahan menjadi pembelajaran untuk melatih diri menjadi lebih baik, jangan anggap sesuatu hal menyulitkan untuk diri sendiri. Jadikan problema yang dihadapi ini sebagai guru terbaik sehingga motivasi diri untuk bekerja lebih baik lagi.
2. Berkumpul Bersama Orang Berfikir Positif.
Mencari teman jangan pilih yang stres juga tetapi teman yang selalu memberikan mindset positif terhadap kehidupan. Jika sudah masuk ke lingkungan tersebut akan memberikan dampak positif pula, anda dikelilingi teman yang memberikan solusi hingga selalu bersemangat semua aktifitas setiap hari. Selalu tercipta mindset positif akan membawa kehidupan menjadi lebih enteng bahkan semua beban yang akan dihadapi merupakan jalan untuk mencapai kesuksesan di masa depan.
3. Selalu Lakukan Aktifitas Rileks Akhir Pekan.
Selama satu minggu bekerja di kantor sudah banyak permasalahan yang dihadapi hingga menyelesaikan semua laporan tepat waktu. Di akhir pekan segera buat rencana untuk melakukan aktifitas rileks untuk melepaskan semua gejala stres. Seperti ke tempat wisata lokal hingga ke kebun binatang. Lepaskan semua aktifitas berat dan pilih suasana menggembirkan agar stres yang sudah terbelenggu satu minggu ini harus cepat selesai.
Sempatkan juga untuk melakukan joging pagi untuk menikmati udara pagi yang segar di sekitar kompleks rumah atau di seputan gedung olah raga di alun-alun. Lakukan proses pernafasan sebaik-baiknya dan lepas kan melalui mulut dengan mata tertutup. Rasakan udara yang masuk ke dalam tubuh tersebut keluarkan secara perlahan. Anda akan merasakan rileks dan tubuh menjadi segar kembali.
Proses seperti ini tentu selalu anda jadwalkan setiap akhir pekan, agar tubuh ini diberi waktu untuk rileks dan istirahat. Pastinya konsep mini liburan tidak membawa pekerjaan lagi saat akhir pekan menjai solusi terbaik untuk meminimalisir stres yang sudah mulai terasa.
4. Gym atau Senam Pagi.
Rata-rata rekan di kota besar selalu menyempatkan diri untuk olah raga, apakah itu temanya gym atau senam pagi. Cara seperti ini tentu menjadi solusi untuk menghilangkan stres setiap hari. Bahkan momen gym ini di waktu pulang kerja sudah selesai langsung mandi, sampai di rumah sudah segar dan tidur menjadi pulas.
Saat olah raga tentu membangkitkan semangat untuk menyelesaikan beberapa kelas hingga angkat beban. Proses ini tentu tubuh akan respon sehingga produksi hormon endorfin menjadi naik. Saat hormon ini sudah diproduksi maka rasa sakit di dalam tubuh menjadi berkurang, hingga rasa bahagia dan tenang akan terasa dengan sendirinya.
5. Mengunjungi Saudara atau Teman Bersilaturahmi.
Saat anda sudah bingung untuk pergi kemana tentu pilihan ini sangat tepat mengunjungi teman atau saudara. Berkunjung ini akan memberikan suasana lain, ada topik yang dibahas hingga ada suasana akrab yang akan menemai pertemuan tersebut. Jangan menyendiri atau menjauhkan diri dari lingkungan akan memberikan efek tidak baik baik diri.
Jika ada teman akrab yang mengerti diri kita sendiri akan lebih leluasa untuk bercerita hingga meminta pendapat untuk menenangkan diri terlontar dari mereka. Bercerita tentu menjadi cara untuk mengurangi beban di dalam pikiran, minimal sudah lepas di waktu tersebut.
6. Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT dengan Ibadah.
Tahap yang paling tinggi solusinya adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk meminta pertolongannya saat setelah selesai beribadah. Berserah diri kepadaNYa, meminta doa untuk menyelesaikan semua persoalan yang ada saat ini segera dimudahkan. Apa pun kesulitan hidup termasuk stres tentu dengan cara ini sangat ampuh sekali. Anda bisa melakukan ibadah tahajut hingga lainnya untuk curhan hati di setiap penggal doa diucapkan.
Daftar Pustaka
The Easiest Way to Meditate. https://www.huffpost.com/entry/the-easiest-way-to-medita_b_4853635.
Practice 5-Minute Meditation. https://www.verywellmind.com/practice-5-minute-meditation-3144714.
5 Meditation Tips for Beginners. https://www.psychologytoday.com/us/blog/in-practice/201303/5-meditation-tips-beginners.
How to Meditate in 10 Easy Steps. https://www.theguardian.com/lifeandstyle/gallery/2011/jan/22/how-to-meditate-ten-steps-headspace.
Komentar
Posting Komentar
Yuk, sharing komentar